Laman

Senin, 12 Maret 2012

ke-IMIKI-an


LATAR BELAKANG IMIKI

IMIKI sebenarnya telah mengalami perjalanan yang cukup panjang sampai dengan dilahirkannya pada tanggal 1 September 1998. Sejak 1989 gagasan mendirikan semacam wadah bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi di Indonesia telah dirintis di Senat Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran Bandung melalui Temu Ilmiah Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia (TIMKI I). Kemudian TIMKI II dilanjutkan di Korps Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Hasanuddin Ujung Pandang pada tahun 1992. Sedangkan TIMKI III mengalami perubahan nama menjadi Pertemuan Mahasiswa Ilmu Komunikasi se-Indonesia I pada tahun 1994 oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu Komuniaksi Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Diponegoro Semarang.
Ketiga rangkaian acara temu tersebut mengalami kebuntuan (deadlock) dalam menelurkan sebuah wadah formal bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi di Indonesia. Adapun pada pertemuan ketiga di Undip hanya terdeklarasikan sebuah forum informal FKMIKI (Forum Komunikasi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia). Temu selanjutnya direncanakan pertemuan di Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia atau di Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Atmajaya Yogyakarta. Namun, pertemuan tersebut tidak terlaksana karena FKMIKI memang tidak berdiri sebagai ikatan formal.
Terlepas dari rangkaian pertemuan dua tahunan, pada tahun 1997, Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Muhammadiyah Malang menggelar Communication Expo. Pada expo ini, delegasi sepakat meneruskan upaya penggagasan kembali pendirian wadah bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi se-Indonesia. Pada expo ini pula Sema Fikom UNPAD kemudian ditunjuk sebagai penyelenggara pertemuan lanjutan pada tahun 1998. Namun berbagai kendala menghadang terlebih karena kondisi politik dan ekonomi nasional yang sedang mengalami krisis.
Terlepas dari kaitan di atas, Korps Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisipol Universitas Muhammadiyah Yogyakarta menyelenggarakan Communication Expo pada Mei 1998. Pada expo ini, utusan Sema Fikom UNPAD baru dapat mempresentasikan Proposal Pertemuan Nasional Mahasiswa Ilmu Komunikasi se-Indonesia (Penamiki). Selain presentasi dan dialog, ditempuh juga safari pada 5 perguruan tinggi yang memiliki kajian Ilmu Komunikasi se-Yogjakarta. Dari hasil dialog dan safari disimpulkan pentingnya mengadakan lanjutan pertemuan dalam hal ini para peserta expo mendukung rencana penyelenggaraan Penamiki pada Juni 1998 di Fikom UNPAD Bandung.
Pada bulan Mei dan Juni 1998, kondisi politik semakin memanas, paling tidak ditandai dengan gejolak aksi unjuk rasa mahasiswa, selain kondisi perekonomian yang juga semakin memburuk. Kondisi yang sama terasa pula di bandung. Akhirnya, panitia Penamiki di Fikom UNPAD setelah menyiapkan kurang lebih 80% persiapan terpaksa mengundurkan acara sampai 30 Agustus 1998.
Pada tanggal 30 Agustus sampai dengan 3 September 1998 akhirnya Penamiki dapat digelar. Melalui acara pokok persidangan yang alot dan melelahkan, akhirnya Persidangan Penamiki mendeklarasikan berdirinya IMIKI sebagai satu-satunya wadah bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi se-Indonesia. Persidangan juga dapat mengagendakan dan menyusun perangkat organisasi secara lengkap termasuk pengurus periode 1998/1999. Deklarasi ditandatangani oleh 18 perguruan tinggi peserta Penamiki dari berbagai wilayah di Indonesia.
DASAR KEGIATAN
Komunikasi sebagai nafas kehidupan manusia mempunyai makna hakikat komunikasi itu sendiri sebagai kebutuhan utama manusia dalam hidup dan berkehidupan. Tanpa komunikasi dalam bentuk apapun manusia akan menjadii sangat tersiksa, bahkan mati dalam kehidupannya. Komunikasi sebagai sebuah kajian ilmu akan menemukan eksistensi, peran, dan dinamikanya manakala ia tidak hanya menjadi sebuah ilmu yang hanya untuk ilmu. Aplikasi dari sebuah akomodasi ilmu adalah suatu keniscayaan. Demikian juga halnya dengan Ilmu Komunikasi. Perdebatan panjang tentang komunikasi sebagai ilmu maupun sebagai hakekat hidup itu sendiri adalah sebuah dinamika yang tak bisa kita elakkan. Bahkan akan menjadi sebuah keprihatinan ketika komunikasi sebagai nadi kehidupan-tidak pernah mendapatkan tempat dalam forum-forum kajian yang memang sengaja digelar untuk itu. Kemudian lahir sebuah pertanyaan yang cukup retoris, siapa yang akan bertanggung jawab terhadap persoalan itu ?
Mahasiswa Ilmu komunikasi yang setiap hari berkecimpung dalam persoalan komunikasi-teori dan praktik- sangat bertanggung jawab terhadap kemajuan komunikasi dalam wacana keilmuan maupun dalam dinamika aplikasi –dalam arti kemajuan teknologi dan aplikasinya-. Kedua, -teori dan praktik tersebut tidak bisa dipisahkan begitu saja adalah dua sisi mata uang yang saling membutuhkan dan melengkapi. Hal ini semata-mata adalah demi kemajuan dan perkembangan peradaban manusia. Kajian komunikasi dalam teori dan praktik- mempunyai cakupan yang cukup luas. Dalam keseharian, komunikasi identik dengan dunia jurnalistik-wartawan. Justru karena pemahaman yang sangat sempit inilah komunikasi mengalami kesulitan dalam perkembangannya. Diperlukan sebuah wadah yang mampu memperjuangkan eksistensi dan peranan komunikasi dalam segenap aspek kehidupan manusia. Tidak hanya persoalan-persoalan sepele seperti tersebut diatas.
            Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia (IMIKI) dilahirkan tidak untuk sesuatu yang sia-sia dan sementara. IMIKI dilahirkan dalam keadaan yang memang perlu untuk diwujudkan. Artinya, ketika mahasiswa komunikasi telah menyadari eksistensi keilmuannya dan membutuhkan wadah untuk memperjuangkannya, maka lahirlah IMIKI. IMIKI lahir dengan segenap kelebihan dan kekurangannya, meskipun demikian IMIKI berusaha mewujudkan eksistensinya sesuai dengan konstitusi yang telah menjadi ketetapan organisasi, melingkupi latar belakang kelahirannya maupun tujuan lahirnya IMIKI. Sebagai organisasi yang masih muda IMIKI sangat membutuhkan bantuan dan bimbingan semua pihak untuk menapaki hari-hari perjuangannya dengan tidak menjual independensi organisasi dan ideologi sebagai landasan perjuangan organisasi. IMIKI yang lahir sebagai sebuah tuntutan sejarah adalah suatu potensi kelebihan yang harus dimanifestasikan dalam kerja-kerja nyata organisasi. Meskipun demikian sekali lagi IMIKI tidak akan mungkin mampu berdiri dan berjalan sendiri tanpa peran pihak-pihak yang saling terkait. Mewujudkan sebuah idealisme dalam kerja kongkrit adalah sebuah keharusan sejarah yang akan membawa kepada eksistensi sejati.
Struktur Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia (IMIKI) :
  • Pengurus Pusat (PP) adalah pelaksana organisasi ditingkat pusat.
  • Pengurus Wilayah (PW) adalah pelaksana organisasi di tingkat wilayah.
  • Pengurus Cabang (PC) adalah pelaksana organisasi ditingkat cabang.
  • Pengurus Perguruan Tinggi (PPT) adalah pelaksana organisasi ditingkat Universitas
                Pembagian Wilayah terdiri dari :
  • Wilayah I meliputi Sumatera.
  • Wilayah II meliputi DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat.
  • Wilayah III meliputi Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Kalimantan.
  • Wilayah IV meliputi Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara.
  • Wilayah V meliputi Sulawesi, Papua, dan Maluku.
GBHO
GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI
IKATAN MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI INDONESIA

BAB I
 POLA UMUM KERJA
Pola umum kerja merupakan dasar rangkaian kegitan yang menyeluruh, terarah, terpadu dan berkesinambungan dan dimaksudkan untuk mewujudkan tujuan organisasi sesuai dengan Visi dan Misi IMIKI sebagai berikut :
Visi IMIKI :
”Menjadi wadah tunggal bagi mahasiswa ilmu komunikasi indonesia yang independent untuk menyalurkan dan mengembangkan nilai moral, kreatifitas, dinamika, dan kemampuan.
Misi IMIKI
  1. Sarana mempererat silaturahmi antar mahasiswa ilmu komunikasi Indonesia
  2. Memberikan kontribusi riil bagi perkembangan dan kemajuan ilmu komunikasi di indonesia
  3. Menjadi media antara dunia keilmuan  dan dunia profesi
  4. Mempersiapkan sumber daya mahasiswa ilmu komunikasi indonesia yang profesional, dan
  5. Melakukan advokasi bagi mahasiswa ilmu komunikasi indonesia dibidangnya.

2.1 Keilmuan
2.1.1    Akademik
a.       Turut memperjuangkan gelar khusus bagi lulusan mahasiswa komunikasi
b.      Memberikan kontribusi bagi pengembangan disiplin kajian ilmu komunikasi di Indonesia
c.       Mengusahakan perubahan status dari jurusan ilmu komunikasi menjadi fakultas ilmu komunikasi
d.      Memberikan sumbangsih dalam pengembangan kurikulum komunikasi yang berbasis komunikasi
e.       Mengusahakan penyebaran informasi perkembangan ilmu komunikasi
2.1.2    Riset / peneiltian
a.       Mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang pengembangan dan pengaplikasian disiplin kajian ilmu komunikasi.
b.      Turut serta dalam menumbuhkan iklim peneilitian dalam disiplin kajian ilmu komunikasi.
c.       Menjadikan IMIKI sebagai wadah aktualisasi diri bagi seluruh mahasiswa komunikasi se Indonesia.
2.1.3    Jaringan  ( Netwoking )
a.       Membangun jaringan  yang kuat antar mahasiswa komunikasi se-indonesia.
b.      Menjalin hubungan kerjasama dan silaturahmi dengan organisasi profesi.
c.       Membangun jaringan dengan dunia kerja.
d.      Membangun jaringan dengan mahasiswa ditingkat ASEAN.
2.2     Pengabdian kepada Mayarakat
a.       Memberikan kontribusi yang riil dalam pengembangan masyarakat
b.      Turut berperan serta aktif dalam proses pencerahan intelektual masyarakat, khususnya yang terkait dengan dunia komunikasi
c.       Berperan aktif pada pembangunan nasional, yang terkait dengan bidang kajian komunikasi

BAB II
PENUTUP
Bermula dari kesadaran dan akhirnya juga dengan kesadaran yang tinggi denngan penuh semangat dalam penyusunan GBHO ini, sehingga besar harapannya ketika GBHO ini mampu memberikan semangat baru dalam jiwa organisasi IKATAN MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI INDONESIA ke depan.


TATA TERTIB PEMILIHAN
SEKERTARIS JENDERAL
IKATAN MAHASIWA ILMU KOMUNIKASI INDONESIA

  1. Mencalonkan dan dicalonkan sesuai dengan kriteria di AD/ART atau memiliki suara dari beberapa universitas, (apabila dalam 3 menit tidak ada maka cari yang ingin dicalonkan).
  2. Voting tertutup bila tidak ada mufakat.
  3. Calon sekjen memaparkan visi dan misinya selama 5 menit.

1 komentar: